VIDEO YAYASAN PANDAAN

Minggu, 04 Desember 2011

Melatih dan Memotivasi Produktivitas Kerja

 Pada umumya suatu organisasi/perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila organisasi/perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan mengembangkan kontinuitas di bidang usahanya. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting, kaan rena SDM merupakan sumber daya yang akan menggerakkfaktor produksi lainnya. Meskipun aspek teknologi sangat maju tetapi tanpa peran manusia sebagai pelakunya, maka organisasi/perusahaan tersebut akan sulit mencapai tujuannya. Oleh karena itu pegawai sebagai SDM harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta mengetahui cara melaksanakannya dengan baik, sehingga diharapkan produktivitas kerja pegawai sesuai standar yang diharapkan.
Produktivitas tenaga kerja adalah penyelesaian tepat waktu yang telah ditetapkan, artinya pelaksanaan suatu tugas dinilai baik tidaknya tergantung pada tugas diselesaikan atau tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara menyelesaikan dan berapa biaya yang diperlukan untuk itu (Siagian,1996:151). Produktivitas tenaga kerja juga dapat dilihat dari perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
Supaya pegawai mempunyai tingkat produktivitas kerja yang baik, dalam hal ini sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pengembangan sumber daya manusia, salah satu caranya dengan melakukan program pelatihan.
Pelatihan ini merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu (Malayu S.P. Hasibuan:2002;70). Dan tujuan dari pelatihan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil yang telah ditetapkan (Heidjarachman dan Su’ad Husnan (2002:74), menambah pengetahuan para karyawan untuk lebih memudahkan ia dalam melaksanakan tugasnya atau memangku jabatan.
SDM sebagai sumber daya terpenting di dalam organisasi/perusahaan mempunyai implikasi bahwa pengembangannya harus dianggap sebagai investasi.
Pengembangan SDM merupakan investasi penting dan mahal disadari penuh oleh organisasi/perusahaan. Sehingga dalam penanganannya harus dilakukan seefektif mungkin.
Diperlukan kesadaran dan penggunaan secara selektif metode dan program pelatihan, disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan organisasi baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Pelatihan yang baik haruslah terencana, artinya suatu program pelatihan harus meliputi tujuan latihan, tanggung jawab terhadap latihan, subjek atau materi latihan, lamanya atau jadwal latihan, lokasi atau tempat latihan, jumlah dan kualifikasi peserta latihan, dan instruktur. (Manullang;2001:74)
Apabila kegiatan pelatihan dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh organisasi/perusahaan serta dapat diikuti sebaik-baiknya oleh pegawai/karyawan, maka tujuan organisasi dan tujuan pegawai/karyawan tercapai, yaitu mampu mencapai produktivitas kerja sesuai standar yang telah ditetapkan. Bahkan lebih jauh lagi memungkinkan pegawai mencapai produktivitas kerja di atas standar yang ada.
Namun suatu organisasi/perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai/karyawannya mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Merupakan tugas bagi pimpinan perusahaan/organisasi untuk dapat memotivasi para pegawai/karyawan supaya mereka dengan sadar dan senang hati mau melakukan pekerjaannya dengan hasil yang maksimal, sehingga dapat mencapai produktivitas kerja sesuai standar.
Menurut  Malayu S.P. Hasibuan (2003:141) motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Motivasi adalah energi yang menggerakkan segala potensi yang ada yang dapat mendorong perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal untuk memuaskan kebutuhan hidup dan mempertahankan hidup.
Motivasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena orang akan termotivasi jika kebutuhannya telah terpenuhi, maka pimpinan perusahaan harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan karyawan secara individu, sehingga karyawan merasa aman dan nyaman berada di lingkungan organisasi dimana ia berada.
Adapun ciri-ciri orang yang telah termotivasi dapat dilihat dari sisi pemenuhan kebutuhannya, pembuktian dirinya, pengakuan dan penghargaan yang ia dapatkan, bagaimana ia berinteraksi sosial, status sosialnya, objektivitas dirinya, dan pengharapannya.
Dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya merupakan dorongan terhadap semangat seseorang, sehingga semakin tinggi motivasi seseorang maka akan semakin tinggi pula semangat kerja orang tersebut. Motivasi merupakan dorongan yang mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi dengan terpenuhinya apa yang menjadi kepentingan anggota organisasi tersebut. Apabila karyawan sudah termotivasi dan terdorong, ia akan mempunyai semangat kerja dan menjalankan tugas serta pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, sehingga produktivitas kerja dapat tercapai.
Untuk dapat menumbuhkan motivasi karyawan, sesungguhnya pelatihan dapat memberikan beberapa manfaat terkait motivasi. Menurut Siagian (1996) manfaat pelatihan diantaranya selain dapat meningkatkan produktivitas kerja juga menciptakan terwujudnya hubungan serasi antara atasan dan bawahan, hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Manfaat lain dapat meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi, memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang memungkinkan ia dapat menyelesaikan konflik secara fungsional, sehingga ia dapat merasa nyaman berada di lingkungannya.
Masih menurut Siagiaan (1996) manfaat pelatihan ternyata dapat menimbulkan dorongan bagi karyawan untuk terus meningkatkan kemampuan, sehingga akan memperbesar rasa percaya diri, meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan pengakuan atas kemampuan seseorang. Yang semua ini dapat memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya dan juga organisasi/perusahaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pencapaian tujuan perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar